Data Negara yang Paling Sering Menjadi Target Serangan Ransomware Global
Data Negara yang Paling Sering Menjadi Target Serangan Ransomware Global

Data Negara yang Paling Sering Menjadi Target Serangan Ransomware Global

0 Shares
0
0
0

Dikutip dari dataindonesia.id, dari laporan Cyberint, jumlah serangan ransomware secara global mencapai 1.277 kasus pada kuartal II/2024. Angka ini meningkat 21,85% dari kuartal sebelumnya (quarter to quarter/QtQ) yang sebanyak 1.048 kasus.

Data Negara yang Paling Sering Menjadi Target Serangan Ransomware Global | Source: dataindonesia.id

Amerika Serikat menjadi target utama serangan ransomware global pada kuartal II/2024 dengan 611 kasus atau 47,8% dari total serangan global pada kuartal lalu.

Negara kedua yang menjadi target serangan ransomware global pada kuartal II/2024 adalah Inggris dengan 85 kasus. Selanjutnya, Kanada menjadi target dengan 66 kasus, disusul Jerman dengan 49 kasus dan Italia dengan 42 kasus.

Brasil dan Spanyol juga mengalami serangan ransomware masing-masing sebanyak 38 kasus. Selain itu, Prancis dan India masing-masing mencatat 36 dan 24 kasus serangan ransomware. Australia berada di posisi ke-10 dalam daftar ini dengan 19 kasus serangan.

Sektor yang Paling Terdampak

Dari segi sektor, layanan bisnis menjadi yang paling banyak diserang ransomware pada kuartal II/2024 dengan 305 kasus. Sektor ritel dan manufaktur juga menjadi target signifikan dengan masing-masing 185 dan 124 kasus serangan ransomware.

Meskipun Indonesia tidak disebutkan secara langsung dalam data ini, peningkatan serangan ransomware secara global memiliki implikasi signifikan bagi negara kita, apalagi serangan ransomware yang terjadi di Pusat Data Nasional (PDN) Indonesia kemarin menambah daftar panjang insiden keamanan siber yang semakin meresahkan.

Insiden ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur digital kita terhadap serangan siber, terutama ransomware yang dapat melumpuhkan operasi penting dan merugikan secara finansial.

Keamanan siber harus menjadi prioritas utama di era digital ini, di mana data adalah aset berharga yang harus dilindungi dengan serius.

Serangan ransomware di PDN tidak hanya menunjukkan kelemahan dalam sistem keamanan, tetapi juga memberikan peringatan keras bahwa langkah-langkah protektif yang lebih kuat harus segera diimplementasikan.

Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi untuk meningkatkan ketahanan siber. Investasi dalam teknologi keamanan terbaru, pelatihan sumber daya manusia, dan penerapan kebijakan keamanan yang ketat harus menjadi fokus utama.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang ancaman siber dan cara menghindarinya juga sangat penting untuk membangun kesadaran dan kesiapan menghadapi serangan serupa di masa depan.

Serangan ransomware di PDN menjadi contoh nyata betapa pentingnya kesiapan dan respons cepat dalam menghadapi ancaman siber.

Semoga dengan insiden kemarin, kita semua lebih waspada dan berupaya lebih keras dalam menjaga keamanan data dan infrastruktur digital kita.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *