Whatsapp sudah memiliki pengguna yang cukup besar, dimana pada tahun 2024 menurut situs timeline.ai, pengguna whatsapp tercatat sudah menyentuh di angka 3 miliar user.
Di Indonesia sendiri, penggunanya pun sudah banyak yang dimana hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara dengan jumlah pengguna WhatsApp terbanyak di dunia. Ini mengacu kepada pengguna personal atau pribadi. Berdasarkan laporan Business for Apps, di tahun 2023, pengguna WhatsApp di tanah air mencapai 112 juta pengguna.
Tapi kalau kamu tahu ternyata, basis pengguna dalam negeri mereka di Amerika Serikat termasuk kecil.
Emang agak lucu, disaat aplikasi WhatsApp ini sedang nomor 1 nya di dunia, orang-orang di Amerika malah kebanyakan tidak menggunakan WhatsApp.
Dikutip dari International Calling Cards & App bahwa berdasarkan survei statistik, hanya 16% penduduk Amerika yang menggunakan aplikasi ini, atau hanya sekitar 19% dari populasi negara tersebut.
Jumlahnya jelas kalah jauh dari pengguna di negara lain, seperti India, Brasil dan Indonesia, di mana WhatsApp menjadi salah satu platform komunikasi yang paling populer.
Alasannya?
Privasi Dalam Komunikasi
Meskipun WhatsApp telah memberikan informasi bahwa mereka telah menggunakan keamanan encryption end to end yang artinya hanya pengirim dan penerima yang dapat melihat isinya, namun sebagian besar dari mereka tidak tahu akan hal itu.
Nah dikutip dari halaman CNBC, Menurut Riana Pfefferkorn, seorang peneliti dari Stanford Internet Observatory. Kebanyakan orang Amerika sudah menyadari bahwa mereka membutuhkan keamanan dan privasi dalam komunikasi mereka. Akan tetapi kebanyakan dari mereka itu tidak tahu bahwa salah satu cara tepat untuk digunakan adalah end to end itu.
Paket Nelpon dan SMS di Amerika Tidak Terbatas
Kalau ada paket yang gratis kenapa mesti harus menggunakan WhatsApp yang dimana harus menggunakan data untuk menggunakan aplikasi tersebut?
Yup, kalau kita tahu, paket nelpon dan SMS di sebagian banyak negara itu memiliki tarif yang mahal, apalagi Indonesia, dimana layanan untuk nelpon dan SMS ini cukup mahal, yang tentu saja membuat orang Indonesia menggunakan internet dibanding dengan SMS atau nelpon.
Berbanding terbalik dengan negara Amerika dimana layanan nelpon dan sms mereka itu sudah memiliki tarif tetap, sedangkan harga paket layanan Internet cukup mahal. Tentu saja hal itu membuat orang semakin malas menggunakan WhatsApp.
Mayoritas Lebih Mengenal Dulu iMessages Sebelum WhatsApp
Faktor lain yang membuat messaging apps kurang populer di Amerika adalah Apple. Mereka kebanyakannya sudah menggunakan iPhone dan sudah mengenal iMessage sebelum munculnya WhatsApp.
Dilansir dari Kompas.com sebanyak 87 persen remaja di Amerika Serikat (AS) mengaku menggunakan iPhone. Dan separuh pengguna smartphone di Amerika mempunyai iPhone, ini membuat persentase negara Amerika jauh lebih tinggi dibanding negara-negara lain.
Hal ini yang membuat orang sudah terbiasa menggunakan iMessage sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Gak Butuh & Gak Tertarik Aja
Mungkin saja mereka itu tidak tertarik dan merasa gk butuh untuk menggunakan WhatsApp. Toh ngapain harus download aplikasi lagi sedangkan ponsel mereka sudah ada aplikasi pesan atau messages.
Berbanding terbalik dengan kita di negara Indonesia, dimana sebagian besar masyarakat pasti memiliki 2-3 aplikasi pesan di dalam smartphonenya seperti WhatsApp, Telegram, Line dll.
Mereka gak mau ribet punya beberapa aplikasi chat yang punya fitur yang sama, selagi mereka bisa komunikasi, selagi itu efektif dan efisien, kenapa harus tambah yang lain? Padahal tujuannya sama, mengirim pesan.
Mungkin kita bisa belajar untuk efisien sebagaimana orang-orang Amerika yg tidak banyak yang tertarik dengan WhatsApp. Apalagi terkait dengan privasi dan data. Semoga bermanfaat terima kasih!