Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi telur ayam petelur di Indonesia mengalami variasi yang signifikan antar provinsi dari tahun 2021 hingga 2023.
Pada tahun 2021, Provinsi Jawa Timur mencatat produksi tertinggi dengan 1.475.886,12 ton, diikuti oleh Jawa Tengah dengan 735.883,59 ton dan Jawa Barat dengan 661.895,15 ton.
Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat mencatat produksi sebesar 453.118,88 ton dan 303.344,86 ton masing-masing. Di sisi lain, Provinsi Aceh dan Riau mencatat produksi yang lebih rendah, masing-masing sebesar 774,4 ton dan 4.066,73 ton.
Pada tahun 2022, terjadi beberapa perubahan yang signifikan. Produksi di Jawa Timur menurun menjadi 1.314.114,93 ton, sementara Jawa Tengah dan Jawa Barat mengalami peningkatan menjadi 827.711,57 ton dan 699.384,40 ton masing-masing.
Produksi di Sumatera Utara meningkat menjadi 584.728,4 ton, dan Sumatera Barat juga mengalami peningkatan menjadi 389.413,95 ton. Provinsi Aceh mengalami peningkatan produksi signifikan menjadi 1.406,31 ton, namun produksi di Riau menurun menjadi 2.380,91 ton.
Pada tahun 2023, terdapat beberapa fluktuasi. Produksi di Jawa Timur meningkat signifikan menjadi 1.755.885 ton. Jawa Tengah dan Jawa Barat juga mengalami peningkatan menjadi 875.492,3 ton dan 787.467,1 ton masing-masing.
Sumatera Utara mengalami penurunan produksi menjadi 539.082,7 ton, namun tetap berada di posisi teratas di Sumatera. Sumatera Barat sedikit menurun menjadi 360.894,1 ton.
Aceh melanjutkan tren peningkatannya dengan mencapai 3.934 ton, dan Riau juga menunjukkan peningkatan yang signifikan menjadi 6.725,2 ton.
Provinsi Aceh, yang awalnya memiliki produksi rendah, meningkat signifikan menjadi 1.406,31 ton, menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar.
Pada tahun 2023, terdapat beberapa fluktuasi. Sumatera Utara mengalami penurunan produksi menjadi 539.082,7 ton, namun tetap berada di posisi teratas. Sumatera Barat sedikit menurun menjadi 360.894,1 ton.
Aceh melanjutkan tren peningkatannya dengan mencapai 3.934 ton, dan Riau juga menunjukkan peningkatan yang signifikan menjadi 6.725,2 ton.
Heatmap di atas menunjukkan distribusi produksi telur ayam petelur per provinsi dari tahun 2021 hingga 2023. Warna yang lebih gelap menunjukkan produksi yang lebih tinggi, sedangkan warna yang lebih terang menunjukkan produksi yang lebih rendah.
Apa Dampaknya?
- Peningkatan Produksi: Provinsi dengan peningkatan produksi yang signifikan dapat melihat dampak positif pada ekonomi lokal, dengan peningkatan ketersediaan pangan dan potensi ekspor.
- Fluktuasi Produksi: Fluktuasi dalam produksi dapat mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam sektor peternakan, seperti kesehatan ternak, perubahan iklim, dan kebijakan pemerintah.
- Provinsi dengan Produksi Rendah: Provinsi dengan produksi yang lebih rendah mungkin memerlukan intervensi atau dukungan tambahan untuk meningkatkan produktivitas.
Data dari BPS ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana produksi telur ayam petelur di Indonesia bervariasi antar provinsi dan bagaimana trennya berubah dari tahun ke tahun.
Referensi:
- https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NDkxIzI=/produksi-telur-ayam-petelur-menurut-provinsi.html